LoveTruyen.Me

Secret

"Terimakasih untuk semesta yang mempertemukan kita. Terimakasih untuk takdir yang mendukung kita. Bintang, jagalah dia saat aku tidak bersama nya"

Ingatkan jika ada typo ya..
Happy reading^^

✩&💬
.
.
.

Maudy Maheswara panggil ia dengan sebutan Maudy. Perempuan yang cukup sederhana. Ia biasa memakai drees polos di bawah lutut dengan sepatu tanpa heels dan tas kecil di samping tubuhnya.

Wajahnya sangat cantik, dengan surai lurus kecoklatan yang di gerai, memiliki tatapan yang menenangkan dengan netra coklat yang terang, hidungnya mancung, bibir tipis yang pink serta warna kulit yang putih, perawakannya cukup tinggi, kira - kira 165 cm. Hampir setiap hari ia mengurus toko bunga milik mendiang ibunya...

"Huh pagi yang seperti biasanya, seperti yang sudah sudah. Adakah kisah yang baru untuk ku hari ini? Ah.. Jangan berharap" monolog Maudy.

Untuk saat ini ada 2 hal yang ia sukai, yaitu bunga Baby's breath dan seorang pria tak dikenalinya yang sering ia temui di halte bus. Tapi beberapa hari ini ia tak melihat kebaradaan pria tersebut.

Entahlah untuk apa dia memikirkannya bahkan ia tak tau siapa pria itu. Cinta? Entahlah perempuan itupun tak tau bagaimana perasaannya saat ini. Apakah benar - benar menyukainya atau hanya kagum semata...

Hujan mengguyur bumi. Lagi dan lagi pria yang ia cari tak ada di halte bus. Sekarang ia sedang duduk di dekat jendela bus.

Mengapa? Karna menurutnya pemandangan dari jendela itu menyenangkan dan melihat apa yang lalu dari jendela. Entahlah ada kesenangan tersendiri baginya saat melihat itu semua.

Kali ini drees biru pastel dengan sepatu dan tas berwarna senada yang ia kenakan dan mamakai payung bening di tengah hujan menuju toko bunganya.

'Buauté flowers shop' itulah yang tertulis di toko bunga milik Maudy. Maudy pun membuka toko bunga miliknya itu kemudian membuat secangkir teh hangat dengan di campur Lemon. Ia meminum teh tersebut sambil menunggu pelanggan datang ke tokonya.

Kriing...

Seseorang membuka pintu tersebut hingga bel di pintu itu berbunyi.

Deg...

Detak jantung Maudy berdetak kencang melihat seorang pria yang selama ini ia perhatikan dari jauh.

"Hai, bunga apa yang bagus untuk ku?" tanya pria itu sembari memberi senyuman manis, yang tentu saja tidak ada jawaban dari Maudy.

"Hallo? " ucap pria tersebut sedikit meninggikan suaranya seraya melambaikan tangan kearah Maudy. Dan sukses membuyarkan lamunan Maudy.

"I-iya, ada yang bisa saya bantu? " ucap Maudy kikuk. Pria itupun tersenyum manis kearah Maudy.

★★★

Malvin Dirgantara panggillah ia dengan sebutan Malvin. Pria satu ini berpenampilan cukup santai. Ia biasa mengenakan baju kaos putih polos dengan jaket berwarna biru malam dan sepatu sneakers putih. Dia biasa memakai tas berwarna hitam, ia juga selalu membawa kamera, maklumlah ia sangat suka menggambil gambar yang indah menurutnya.

Wajahnya cukup tampan dengan surai legam yang hampir menutupi alis, hidung yang mancung, tatapan nya dalam nan teduh dengan kedua netra legam itu nampak begitu mendominasi, kulit yang putih dengan perawakan yang cukup tinggi, sekitar 176cm.

Hampir setiap hari ia pergi mencari objek yang bagus untuk di foto.
Pekerjaan yaa? Mungkin ia seorang fotografer.

Sial! Kali ini ia terlambat ditambah hujan yang mengguyurnya di tengah jalan dan lebih sialnya lagi ia tidak membawa payung. Untungnya pada saat itu halte bus tidak terlalu jauh. Aneh, itulah yang ia rasakan. Seakan ada yang hilang. Benar saja, rupanya pandangannya tidaklah mendapatkan perempuan manis yang memiliki wajah bak hama karya yang akhir - akhir ini ia perhatikan, yang membuatnya tertarik. Apa lagi saat angin meniup rambutnya ingin sekali ia memotret perempuan itu pada saat itu juga.

Cinta? Entahlah pria itu juga tidak tau, perasaan apa yang ia rasakan apakah benar - benar cinta atau hanya kagum akan kecantikannya.

Bus datang, masuklah ia kedalam bus tersebut. Sesekali ia memotret pemandangan dari jendela bus. Bus sampai ketujuannya, ia pun turun dari bus tersebut, ia berlari seraya menaruh tas di atas kepalanya hendak menuju ke studio fotonya.

Namun tak sengaja ia melihat bangunan yang menarik perhatiannya ' beauté flowers shop ' itulah yang tertera di atas toko bunga tersebut.

Ia pun masuk kedalam toko bunga tersebut.

Kring..

Bunyi bel dipintu saat pintu itu ia buka.

Deg...

Wanita yang sering ia perhatikan. Kini berada dalam toko itu rupanya.

Wanita bersurai kecoklatan dengan tatapan tenang dengan dua iris kecoklatan yang membuatnya terhanyut dalam khayalnya.

'Sungguh cantik ciptaan mu yang satu ini tuhan' Batin Malvin berbicara.

Di alihkannya pandangannya kesekeliling toko yang penuh dengan bunga  itu.

"Hai, bunga apa yang bagus untuk ku?" Sapanya seraya membuka pembicaraan, pasalnya perempuan itu pun tidak menyapanya sama sekali.

Tak ada jawaban dari perempuan itu. Akhirnya Malvin pun menyapa perempuan itu sekali lagi. 

"Hallo? " Dengan suara yang agak ditinggikan dengan tangan melambai kearah perempuan itu, bermaksud membuyarkan lamunan perempuan itu.

"I-iya, ada yang bisa saya bantu? " ucap perempuan penjaga toko bunga itu kikuk.

Malvin tersenyum dan mengulangi perkataannya.

"Bunga apa yang bagus untuk ku? " sambil melihat - lihat bunga  yang ada ditoko itu.

Sungguh ia terkesan dengan apa yang ia lihat, pasalnya dari dibawah, ditembok, dan menggantung diatas langit - langit toko itu terlihat jelas bunga - bunga yang bagus. 

"Sumua bunga bagus" sahut si perempuan penjaga toko itu dengan polos.

Lantas, mebuat Malvin menoleh kearahnya seraya mengangguk -anggukkan kepalanya dan berucap. "Aaa... Kau benar, jadi apa yang harus aku lakukan?"

kini ia menunduk sambil menggaruk - garuk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali seraya menunjukan ekspresi bingung yang di buat - buat.

Sontak membuat penjaga toko itu tertawa kecil dan mengambil bunga Baby's breath.  

"kupikir ini cocok untuk mu." ucapnya seraya menyodorkan bunga tersebut dan disambut oleh Malvin.

Malvin tersenyum, kemudian mereka berkenaalan dan sedikit berbincang.

Seakan semesta dan hujan tertawa bahagia, rencana  takdir berhasil mempertemukan mereka...

Bunga dan bangunan toko tersebut seakan menjadi saksi, takdir telah mengizinkan mereka untuk saling berkenalan...

Akankah takdir juga mengizinkan mereka bersama?

...











Suka gak sih aku up lagi?
Semoga suka deh :v

Penasaran dengan kelanjuatan kisah Malvin dan Maudy? Sebelaum ituu, Janangan lupa di vote,, dan di komen.... Terima kasih banyak


see you next time ✌

Bạn đang đọc truyện trên: LoveTruyen.Me